Search

Seminar Global Internal Audit Standards (GIAS)

YPIA – BANDUNG , Yayasan Pendidikan Internal Audit (YPIA) Sukses Menggelar Seminar Road To Konferensi Auditor Internal 2024 Di Universitas Padjadjaran, Bandung. (Sabtu 11 Mei 2024)
Seminar yang mengangkat tema Global Internal Audit Standards (GIAS), With Local Perspectives: A Deep Dive Into Internal Audit Practices diikuti oleh 248 peserta dari berbagai kalangan masyarakat seperti akademisi, praktisi, kalangan profesional, perwakilan pemerintahan hingga mahasiswa.

Ketua Umum YPIA Dr. Setyanto P. Santosa, SE., MA., QIA. menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada seluruh pihak yang turut serta menyukseskan acara ini. Dalam sambutannya dirinya menilai kondisi saat ini sudah jauh berbeda sebelum covid 19 melanda yang dikenal dengan istilah VUCA singkatan dari Volatility, Uncertainty, Complexity dan Ambiguity.

Kondisi saat ini lebih dikenal dengan istilah BANI singkatan dari Brittle, Anxiety, Non-Linear dan Incomprehensible. Keempat istilah tersebut menjelaskan keadaan dunia saat pandemi Covid-19 merebak dan memengaruhi berbagai aspek kehidupan di setiap lapisan masyarakat. Kondisi yang terlihat stabil di permukaan namun rapuh dan mudah hancur seketika tanpa bisa kita antisipasi. Hal ini disebabkan karena kurangnya rasa empati dan ketakutan terhadap sistem yang kompleks, sehingga seringkali seseorang mengambil keputusan tanpa memikirkan hasil akhirnya karena ketidakpahaman, pungkas Setyanto.

Pada kesempatan ini dirinya juga berkomitmen untuk bekerjasama dengan Universitan Padjadjaran (UNPAD) melalui Program Kampus Merdeka dan menyiapkan kurikulum yang dapat diikuti oleh mahasiswa agar mereka mampu dan siap bekerja sebagai internal audit.

Acara ini juga dihadiri oleh Sophia Isabella wattimena, CA., MBA., QIA. (Ketua Dewan Audit dan Anggota Komisioner OJK) yang menyampaikan paparan mengenai pentingnya internal auditor sebagai trusted advisor. Jika dahulu internal audit sebagai tempat buangan, namun pada saat ini posisi internal audit memiliki peran yang strategis sebagai partner. Privilege internal audit memiliki peran lebih, apabila auditor datang jangan dianggap sebagai malaikat pencabut nyawa tetapi dianggap sebagai partner, karena dapat menyampaikan keluhan untuk memperbaiki proses bisnis menjadi lebih baik. Jadi, pakailah tangan internal auditor untuk menyampaikan kepada manajemen, pungkas Sophia.

Dunia bisnis juga harus mewaspadai risiko cyber dan risiko IT, serta harus tetap melakukan mitigasi risiko untuk mengamankan organisasi tempat kita bekerja dan manajemennya. OJK sebagai regulator, secara berkala juga mendorong peran aktif internal auditor sebagai third line dari organisasi. First line adalah pemilik proses bisnisnya dan pemilik risiko, second line berada pada manajemen risiko dan third line ada pada audit internal. Chief Audit Executive (CAE) di OJK membawahi fungsi manajemen risiko yang membuat pola kerja lebih terintegrasi dan lebih cepat berkomunikasi untuk memperkuat fungsi konsultansi.

Peserta tetap antusias mengikuti sesi diskusi panel yang menghadirkan Dr. Ardan Adiperdana, Ak., MBA., CA., CfrA., FCMA., QIA., QGIA. (Ketua Dewan Pengurus Nasional IAI & Ketua Pembina YPIA), Dr. Isnaeni Achdiat, CA., CIA., ASEAN CPA., QIA. (Managing Director EY Indonesia & Pembina YPIA), dengan moderator Robbi Adhilni, MMSI., MIS., COBIT.,QIA., CISA., CHFI.

Value internal audit bagi perusahaan adalah membantu risk assessment khususnya emerging risk yang memberi peluang bagi internal auditor untuk lebih berperan. Global Internal Audit Standards (GIAS) dapat meningkatkan kualitas fungsi audit internal dan challenges bagi internal auditor dalam implementasi. Perlu adanya regulasi yang mewajibkan penerapan audit standards dan ada dua tiers yaitu sumber daya manusia (SDM) dan sumber daya keuangan serta sinkronisasi aturan internal audit, pungkas Ardan.

Sementara itu Isnaeni Achdiat memberikan banyak wawasan baru terkait standar baru internal audit, khususnya yang berkaitan dengan inovasi di sektor internal audit dengan memastikan maksud dan keberadaannya serta dampak bagi sustainability perusahaan. Internal audit mempunyai ruang yang jauh lebih luas bahkan seharusnya setara dengan CEO yang siap untuk melakukan take over apabila perusahaan goyah dan melenceng dari tujuan utamanya.

Dengan kondisi dan situasi seperti saat ini yang menimbulkan kecemasan, geopolitik yang tidak menentu dan tingkat kesulitan yang lebih tinggi, kita tidak boleh berhenti untuk melakukan inovasi, pungkas Isnaeni.

Universitas Padjadjaran (UNPAD) Bandung pada waktu yang sama, meresmikan Internal Audit Innovation Center (IAIC) yang menjadi wadah bagi akademisi dan mahasiswa yang bertujuan untuk mendukung penelitian program doktoral ilmu akuntansi bagi mahasiswa S2 dan S3 di Universitas Padjadjaran dengan melakukan riset-riset yang terkait internal audit terhadap realita yang dihadapi perusahaan. Peresmian IAIC ini dihadiri oleh Wakil Rektor UNPAD, Prof. Arief Sjamsulaksan Kartasasmita, dr., SpM(K)., M.Kes., PhD. dan Dekan Fakultas Ekonomi & Bisnis UNPAD, Prof. Dr. Hj. Nunuy Nur Afiah, SE., M.Si., Ak., CA. serta Prof. Dr. Harry Suharman selaku Ketua Prodi Doktor Ilmu Akuntansi Fakultas Ekonomi & Bisnis UNPAD. (Jumatno)